Home » » Fakta tentang Otak manusia

Fakta tentang Otak manusia

Written By serizawa on Friday, 19 June 2009 | 00:19

human brain

Pada saat lahir seorang bayi memiliki 1.000.000.000.000 sel otak (neuron). Bandingkan dengan jumlah penduduk bumi abad 21 sebanyak 6.000.000.000. Ini berarti dalam kepala bayi terdapat sel otak sebanyak 166 kali lipat jumlah manusia yang tinggal di planet ini.

Tiap sel otak memiliki ratusan dan ribuan cabang atau tentakel yang mirip sekali dengan gurita yang berukuran mikro.

Masing-masing tentakel ini berisi jamur atau spina dendrit yang mengandung ribuan zat kimia. Inilah yang membawa pesan diantara sel otak, semua informasi dalam setiap pikiran, setiap pengalaman belajar, dan setiap daya ingat yang dimiliki.

Contoh:

Ketika kita berpikir, sebuah gelombang elektromagnetis bergerak turun ke cabang sel otak, memicu zat kimia di dalam salah satu jamur, yang kemudian dengan cepat menyebrangi jarak pendek untuk memicu zat kimia di dalam spina dendrit lainnya. Hal ini kemudian memicu respons elektromagnetis dari sel otak sebelahnya.

Proses ini berjalan terus sehingga membentuk jejak setapak yang menyerupai jejak setapak berliku-liku di dalam hutan besar. Dan kecepatan gerak zat kimia ini jika dilihat akan seperti air terjun Niagara.

Dan diselidiki jumlah jejak pikiran ini jika dibuat bentuk teks normal akan membentuk deretan angka sepanjang 10,5 juta km!

Dengan begitu banyaknya kemungkinan tersebut otak manusia, jika seumpama keyboard dapat memainkan ratusan juta juta melodi. Tidak seorangpun yang masih hidup yang pernah mendekati penggunaan otak secara maksimal. Kekuatan otak manusia ini tidak ada batasannya. (Petr Akhonin, Ilmuwan Otak).

Beda manusia normal dengan jenius…

“Rata-rata manusia menggunakan 3% kapasitas otaknya dan jenius menggunakan 4%”

Semua serangga, ikan, burung atau hewan memiliki sel otak yang sama dengan yang kita miliki. Hanya jumlahnya lebih sedikit. Jumlah sel otak yang dimiliki inilah yang menentukan kecerdasan satu makhluk hidup.

Bandingkan dengna seekor lebah…

Seekor lebah memiliki kurang dari 1.000.000 sel otak. (1/1000.000 jumalh yg dimiliki manusia).

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh seekor lebah adalah:

Terbang, berkelahi, melihat, mendengar, mencium, mengecap, meraba, menyentuh, membangun rumah, mengendalikan suhu, menghitung, melindungi, kemampuan bernavigasi, berjalan, berlari, mengingat, bermain, mengasuh, berkembang biak, bekerja secara konstruktif dan kooperatif dalam sebuah komunitas.

Jika seekor lebah dengan jumlah sel otak kurang dari satu juta dapat melakukan semua itu, pikirkan apa yang dapat dilakukan oleh manusia!!

Pada waktu kecil dalam otak kita terjadi suatu ledakan. Saat itu setiap sel otak (neuron) yang jumlahnya berjuta-juta mengeluarkan sejumlah serat yang sangat halus dan kecil ke segala arah, mencari dan membuat sambungan dengan ribuan sampai puluhan ribu sel otak lainnya. Ini yang dinamakan interkoneksi. Proses ini kemudian berlanjut seterusnya seumur hidup. Pada saat lahir jumlah sel otak kita tidak akan bertambah lagi. Yang akan bertambah adalah jumlah interkoneksi inilah.

Fakta penting…

Yang menentukan kecerdasan seseorang bukan jumlah sel otaknya. Sel otak kita sudah memiliki kapasitas yang jauh lebih dari sekedar jenius. Namum, kecerdasan seseorang adalah jumlah interkonkesi sel otak ini. Jumlah interkoneksi ini sebagian besar ditentukan oleh mutu yang sangat baik dari Makanan Otak. Makanan Otak adalah Oksygen, Nutrisi, Kasih Sayang dan Informasi.

(Dari apa yang saya baca dibukunya TONY BUZAN “BRAIN CHILD”)

Catatan:

Tuhan memberikan manusia kemapuan yang tidak terbatas yang belum pernah ter-ekplopre oleh jenius paling pintar sedunia sekalipun. Tujuan semuanya itu agar manusia bisa menaklukkan dunia dan menjadi penguasa atas semua cipataanNya. Seharusnya manusia sadar bahwa kecerdasannya itu adalah anugerah Tuhan sebagai makhluk ciptaan yang mulia yang seharusnya dipakai untuk menyembahNya dan bukan untuk menentangNya.

Semakin banyak seseorang belajar, makan semakin ia tahu bahwa betapa sedikitnya apa yang telah ia ketahui.

sumber: http://nancydinar.com

0 comments:

Post a Comment